KONAWE UTARA, iNewsKendari.id - Ratusan guru geruduk Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Konawe Utara, Sulawesi Tenggara (Sultra), Senin (13/1/2024).
Tidak lama berorasi, ratusan guru ASN dan PPPK menerobos masuk, hingga saling dorong tak terhindarkan. Hal ini dilakukan karena penjelasan Sekretaris Dinas Pendidikan Konawe Utara, Suyamin, dinilai tidak menjawab tuntutan pengunjuk rasa.
Berhasil masuk, ratusan guru korban mutasi menyisir setiap ruangan dan tidak menemukan Kepala Dinas Pendidikan Konawe Utara.
Setelah itu, mereka menyegel Kantor Dinas Pendidikan Konawe Utara menggunakan kayu.
Kurang lebih 400 guru ASN dan PPPK berunjuk rasa memprotes kebijakan mutasi yang dilakukan setelah Pilkada 2024. Mutasi ini dinilai melanggar aturan dan tanpa persetujuan Menteri Dalam Negeri (Mendagri).
Menurut seorang guru ASN, Neni Harlina, korban mutasi bahwa, mutasi ini tidak masuk akal. Sebab mereka tidak memiliki masalah dalam menjalankan tugas.
"Saya ini dari SDN 17 Lasolo dimutasi di SDN 8 Wiwirano, yang di sana kami guru berjumlah 21 orang dan siswanya berjumlah 38 orang. Jadi intinya kami menerima kalau memang itu sudah aturan atau kami mungkin melakukan kesalahan, kami akan bersedia dimutasi tapi kalau dengan cara begini kami merasa tidak ada keadilan," ujar Neni.
"Begitu juga PPPK yang mana aturannya tidak bisa dimutasi dia harus berada di tempat di mana pertama dia ditempatkan. Apabila dia dimutasi atau berada di tempat tugas lain berarti otomatis dia mengundurkan diri dari PPPK," imbuhnya.
Diduga, mutasi besar-besaran guru di Kabupaten Konawe Utara ini, akibat Pilkada 2024.
Setelah menyegel Kantor Dinas Pendidikan, ratusan guru korban mutasi menuju DPRD Konawe Utara untuk menyampaikan aspirasi.
Saat menemui pengunjuk rasa, Anggota Dewan berjanji akan mengawal masalah ini sampai tuntas.
Editor : Asdar Zuula