KENDARI, iNewsKendari.id - Seleksi Pasukan Pengibar Bendera Puska (Paskibraka) yang akan mewakili Sulawesi Tenggara (Sultra) tingkat nasional menuai polemik.
Orang Tua salah seorang Calon Paskibraka, Doni Anansa siswa SMA 1 Unaaha, Kabupaten Konawe, Samsuriani mengaku kecewa dengan keputusan panitia seleksi, sebab putranya awalnya telah dinyatakan lolos pada Mei 2023, setelah mengikuti seleksi tingkat nasional bersama seorang rekannya.
"Setelah seleksi di tingkat provinsi pada Mei, dia diumumkan dan dinyatakan lolos mewakili Sultra ke tingkat nasional," ujar Samsuariani Ibunda Doni yang dihubungi pada Jumat (14/7/2023).
Samsuariani melanjutkan, meski telah dinyatakan lolos namun diluar dugaan nama Doni Anansa, diganti oleh pihak panitia seleksi. Ia menduga pergantian tersebut karena adanya intervensi dari pejabat di Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sultra.
"Jelas ini ada intervensi dari luar, kenapa tiba-tiba langsung diganti padahal sudah dinyatakan lolos pada Mei lalu," kesalnya.
Menurut Ibu Doni Anansa, putranya sudah memberikan kemampuan terbaiknya dalam mengikuti seleksi sehingga mampu meraih nilai yang sesuai diharapkan tanpa adanya bantuan dari siapapun.
"Saya meminta dengan hormat kepada panitia provinsi yang terlibat proses seleksai untuk mengembalikan nilai anak saya, yang betul-betul murni yang diraih selama proses seleksi," ucapnya.
Editor : Asdar Zuula