Akademisi IAIN Kendari Ingatkan Ferry Irwandi Tidak Semua Kritik Itu Fitnah
JAKARTA, iNewsKendari.id - Konten kreator Ferry Irwandi kembali menuai sorotan setelah merespons kritik publik dengan fitnah terhadap para pengkritiknya.
Akademisi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari, La Ode Anhusadar, menilai sikap tersebut mencerminkan ketidakmatangan dalam menyikapi ruang demokrasi digital.
“Kalau sudah memilih tampil di ruang publik untuk meraih atensi dan keuntungan ekonomi, maka konsekuensinya jelas: siap diuji, dikritik, dan dikoreksi. Tidak logis bila setiap kritik langsung diberi label fitnah,” ujar La Ode dalam keterangannya, Selasa (9/12).
Menurut La Ode, kritik merupakan bagian tak terpisahkan dari mekanisme kontrol sosial dalam sistem demokrasi. Ia menegaskan bahwa menyamakan kritik dengan fitnah adalah bentuk penyederhanaan yang keliru dan berbahaya bagi iklim kebebasan berekspresi.
“Tidak semua kritik itu serangan personal. Banyak kritik lahir dari kepedulian publik. Kalau setiap koreksi dianggap ancaman, itu tanda tidak siap hidup di ruang demokrasi,” tegasnya.
La Ode juga menyoroti aspek tanggung jawab moral konten kreator. Ia menekankan bahwa semakin besar jangkauan audiens, maka semakin besar pula beban etika yang harus dipikul.
“Popularitas bukan hanya soal pengaruh, tapi juga soal tanggung jawab. Konten yang berdampak luas harus tunduk pada etika publik. Jangan justru alergi terhadap kritik,” tambahnya.
Lebih lanjut, La Ode menilai sikap defensif berlebihan justru berpotensi merusak kualitas ruang digital. Menurutnya, ruang publik akan menjadi tidak sehat jika diisi oleh narasi tunggal yang kebal dari koreksi.
“Demokrasi digital akan mati kalau kritik dibungkam dengan narasi fitnah. Kritik adalah vitamin bagi demokrasi, bukan racun,” pungkas La Ode.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta