JAKARTA, iNews.id - Pendidikan karakter sangat penting diterapkan sejak dini. Penerapan pendidikan karakter ini menjadi tanggungjawab orang tua agar anak memiliki karakter positif.
Apalagi, saat ini era dunia digital, aplikasi percakapan lewat telepon pintar kian menjadi pilihan masyarakat, terlebih di masa pandemi Covid-19. Kecanggihan teknologi pada aplikasi tersebut memudahkan pengguna untuk mendapat dan menyebarkan informasi.
Namun, tanpa kehati-hatian, kemudahan tersebut bisa membahayakan lantaran mengandung informasi palsu atau hoaks.
Relawan Edukasi Anti Hoaks Indonesia Sri Sumarni mengatakan, di tengah tingginya aktivitas publik di ruang media sosial, tak jarang paparan konten negatif terbilang masif. Konten negatif diartikan sebagai substansi yang mengarah pada penyebaran kebencian atau permusuhan berdasarkan suku, agama, ras, dan golongan.
Menurutnya, untuk mencegah meluasnya dampak konten negatif, masyarakat pengguna media sosial harus memiliki kecakapan digital.
"Beberapa ciri konten negatif adalah bernada provokatif, minta diviralkan, dan tidak memiliki sumber referensi yang jelas. Oleh karena itu, agar tidak terjebak dalam memviralkan konten negatif, hal pertama yang harus dilakukan adalah verifikasi informasi pada sumber yang valid. Ingat, jangan mudah menyebarkan informasi tanpa diketahui kebenarannya terlebih dahulu,” ujar Sri Sumarni, melalui keterangannya belum lama ini.
Dosen Universitas Negeri Jakarta Nugrahaeni Prananingrum mengatakan, arus informasi yang datang dapat memengaruhi pola pikir dalam diri seseorang. Salah satu tantangan masyarakat di era sekarang ini adalah bagaimana dia mencerna informasi yang masuk dalam pikirannya. Kemampuan mencerna ini akan membentuk karakter seseorang
“Salah satunya juga adalah pendidikan karakter yang turut membentuk kepribadian seseorang,” katanya.
Oleh karena itu, ujar Nugraheni, penanaman pendidikan karakter sejak dini sangat penting bagi individu agar tidak mudah terpapar konten negatif dari berbagai media. Pemahaman nilai-nilai Pancasila dan Bhineka Tungga Ika di ruang digital juga sangat membantu masyarakat menangkal konten negatif di dunia maya.
"Hal lain yang tak kalah penting adalah selalu mencari kebenaran atas informasi yang mencurigakan atau belum pasti keabsahannya," kata dia.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Jaringan Media Siber Indonesia Eko Pamuji membenarkan saat ini masyarakat tengah berada dalam turbulensi informasi. Banyak sekali informasi yang beredar, sulit dibedakan apakah palsu atau mengandung kebenaran. Dia menyarankan agar masyarakat berkontribusi positif dengan menyaring informasi terlebih dahulu sebelum disebarluaskan.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Jaringan Media Siber Indonesia Eko Pamuji membenarkan saat ini masyarakat tengah berada dalam turbulensi informasi. Banyak sekali informasi yang beredar, sulit dibedakan apakah palsu atau mengandung kebenaran. Dia menyarankan agar masyarakat berkontribusi positif dengan menyaring informasi terlebih dahulu sebelum disebarluaskan.
“Masyarakat jangan gampang terbujuk kamuflase berita palsu yang menyesatkan. Memang harus benar-benar disaring terlebih dahulu setiap informasi yang diterima,” ujarnya
Dengan hadirnya program Gerakan Nasional Literasi Digital oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika, diharapkan dapat mendorong masyarakat menggunakan internet secara cerdas, positif, kreatif, dan produktif.
Editor : Asdar Zuula