Mengapa Kardinal Prevost Memilih Nama Leo XIV? Ini Maknanya

Dengan sejarah yang begitu kuat, banyak yang berspekulasi bahwa pemilihan nama Leo XIV oleh Prevost adalah bentuk simbolisme kepemimpinan yang tegas dan memiliki pengaruh besar dalam kebijakan Gereja.
Pemilihan yang Berlangsung Cepat
Prevost terpilih sebagai paus berdasarkan hasil voting pada konklaf hari kedua di Kapel Sistina pada Kamis (8/5/2025) malam waktu Vatikan. Usianya yang 69 tahun dan pengalaman panjangnya dalam pelayanan gereja membuatnya menjadi pilihan yang wajar, terutama karena 80 persen kardinal yang mengikuti konklaf merupakan orang-orang yang ditunjuk oleh Paus Fransiskus. Tidak mengherankan jika Prevost berhasil terpilih meski baru dua tahun menjabat sebagai kardinal.
Selain faktor dukungan mayoritas kardinal, Prevost juga dikenal sebagai sosok yang mendukung keberlanjutan reformasi Gereja Katolik, sebagaimana yang telah diperjuangkan oleh Paus Fransiskus. Ia diyakini memiliki pandangan yang sama mengenai isu migran, kemiskinan, serta lingkungan, yang menjadi perhatian utama gereja dalam beberapa tahun terakhir.
Dengan terpilihnya Paus Leo XIV, banyak umat Katolik yang menantikan langkah-langkah yang akan ia ambil dalam menjaga dan memperkuat ajaran gereja serta menghadapi tantangan dunia modern. Kini, perhatian dunia tertuju pada kepemimpinan baru ini—akankah Leo XIV meneruskan semangat reformasi Fransiskus atau membawa Gereja Katolik ke arah yang baru?
Editor : Asdar Zuula