get app
inews
Aa Text
Read Next : Inflasi Sultra Terendah Ketiga Tingkat Nasional

Fenomena Baru Politik di Sultra, Jaelani Caleg Muda PKB Raih Kursi DPR RI dengan Suara Fantastis

Jum'at, 15 Maret 2024 | 00:35 WIB
header img
Fenomena Politik Baru di Sultra, Jaelani Caleg Muda PKB Raih Kursi DPR RI dengan Suara Fantastis. (Foto: Istimewa)

KENDARI, iNewsKendari.id - Calon Anggota Legislatif (Caleg) muda, Politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Jaelani, dipastikan mengamankan satu kursi DPR RI di Daerah Pemilihan (Dapil) Sulawesi Tenggara (Sultra) dari jatah 6 kursi. 

Berdasarkan formulir D hasil rekapitulasi suara KPU pada 17 Kabupaten/Kota di Sultra, ada enam Partai Politik (Parpol) yang lolos ke senayan.

Enam Parpol itu adalah, Gerindra perolehan suara partai 233.478, NasDem perolehan suara partai 207.276, PDIP perolehan suara partai 175.830, Demokrat perolehan suara partai 159.282, Golkar perolehan suara partai 149.788, dan PKB perolehan suara partai 147.175.  

Namun Jaelani, melanggeng ke senayan dengan perolehan suara individu yang fantastis mengalahkan para politisi senior yang sudah memiliki nama besar di Sultra. 

Kerja keras Jaelani di Sultra, mampu menyumbangkan suara individu untuk Parpol besutan Abdul Muhaimin Iskandar, sebanyak 116.426 suara. 

Perolehan suara Jaelani pada Pemilu 2024 ini, juga memecahkan rekor perolehan suara individu Caleg PAN pada Pemilu 2019, Fachry Pahlevi Konggosa, sebanyak 100.857 suara.

Sedangkan politisi yang telah memiliki nama besar di Sultra, yang dikalahkan Jaelani pada Pemilu 2024, adalah mantan Gubernur Sultra Ali Mazi hanya memperoleh 68.099 suara. Perolehan suara ini, membuat Ali Mazi gagal ke senayan karena kalah dari rival separtainya di NasDem yang juga incumbent, Tina Nur Alam yang meraih 68.683 suara.

Tina Nur Alam, istri mantan Gubernur Sultra dua periode Nur Alam, mengunci kursi kedua DPR RI dapil Sultra.

Jaelani, juga mengalahkan perolehan suara incumbent lainnya, Politis Partai Golkar, Ridwan Bae, mantan Bupati Muna dua periode, yang hanya mengumpulkan 84.440 suara. 

Golkar, parpol besar di Sultra, meraih 149.788 suara secara keseluruhan. Perolehan suara ini, terpaut tipis dengan perolehan suara PKB di dapil Sultra.

Incumbent lain perolehan suara individunya dikalahkan oleh Jaelani, adalah Bahtra dari Partai besutan Prabowo Subianto, Gerindra, berhasil meraih kursi pertama setelah partainya mengumpulkan 233.478 suara. Bahtra berhasil memperoleh suara terbanyak di partainya sebanyak 85.596 suara.

Selanjutnya, incumbent adalah Hugua yang mencalonkan diri melalui PDIP dalam Pemilu 2024, namun hanya mendapatkan 41.165 suara. 

Meskipun demikian, mantan Bupati Wakatobi dua periode ini tidak berhasil lolos ke DPR RI karena kalah selisih suara dari rival separtainya, yakni mantan Bupati Kolaka dua periode, Ahmad Safei, yang berhasil mengumpulkan 58.466 suara. Gabungan suara yang diperoleh Hugua dan Ahmad Safei pun dikalahkan oleh Jaelani.

Sama halnya dengan incumbent dari Partai Demokrat, Rusda Mahmud juga mengalami hal serupa. Pada Pemilu 2024, Rusda berhasil meraih 62.078 suara. Mantan Bupati Kolaka Utara dua periode ini berhasil kembali lolos ke DPR RI setelah partainya berhasil mengumpulkan 159.282 suara, sehingga menduduki kursi keempat.

Selain mengalahkan mantan kepala daerah, Jaelani, juga berhasil mengungguli Ketua DPW PPP Sultra, Andi Sumangerukka. Andi adalah mantan Pangdam Hasanuddin yang cukup terkenal dengan materi finansialnya.

Melalui rilisnya, Ketua DPW PKB Sultra, Jaelani, menyatakan rasa syukurnya karena berhasil meraih perolehan suara terbanyak di dapil Sultra, mengungguli semua calon legislatif lainnya.

"Ini sebuah berkah dan amanah yang diberikan kepada saya. InsyaAllah, saya akan terus mengemban amanah ini dengan sebaik-baiknya," kata Jaelani dalam rilisnya, Minggu (10/3/2024).

Jaelani menyampaikan terima kasih kepada seluruh tim, relawan, simpatisan, dan pendukungnya atas dukungan dan suara yang diberikan dalam Pemilu 2024 ini.

"Ini adalah buah dari kerja keras kolaboratif kita. Terimakasih atas dukungannya yang diberikan kepada saya," tuturnya.

Jaelani menyatakan bahwa setelah pleno KPU, dia akan menunggu tahapan selanjutnya yang diatur oleh penyelenggara Pemilu.

Basis Pemilih Jaelani di Sektor Petani dan Nelayan

PKB, yang selama ini dikenal sebagai partai nahdliyin yang berbasis di Jawa, terutama Jawa Timur, kini mulai menunjukkan keberadaannya di Indonesia bagian timur melalui peningkatan suara yang signifikan dari Jaelani. Hal ini menandai ekspansi partai besutan Abdul Muhaimin Iskandar ke wilayah-wilayah baru di Indonesia.

Menurut La Ode Efrianto, seorang dosen di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari, keberhasilan PKB mengamankan satu kursi DPR RI di dapil Sultra merupakan tonggak sejarah baru dalam perpolitikan Sulawesi Tenggara. Hal ini menarik karena sejak tahun 1999, PKB hanya menjadi partai semenjana.

“Namun sekarang, PKB Sultra di bawah kepemimpinan Jaelani, memberikan warna baru. Bahkan Jaelani mampu menjadi caleg paling produktif mendulang suara dibandingkan caleg lainnya di Sulawesi Tenggara,” kata Efrianto.

Kata Efrianto, perolehan suara Jaelani yang mencapai lebih dari 116 ribu suara, juga mencatat rekor baru dalam perolehan suara caleg secara individu di Sulawesi Tenggara.

Alumni Universitas Gadjah Mada ini juga mencatat bahwa selama tiga periode pemilu di Sulawesi Tenggara, terdapat tiga partai besar yang secara konsisten berhasil meloloskan kadernya ke DPR RI melalui dapil Sultra. Contohnya, Demokrat yang pernah meraih dua kursi, serta Golkar dan PAN.

Efrianto menyatakan bahwa, lolosnya Jaelani melalui PKB bisa menjadi fenomena politik baru di Sulawesi Tenggara. Menurutnya, selama ini, caleg yang berhasil masuk ke Senayan cenderung memiliki privilege atau kekuatan materi yang besar.

“Selama ini kan siapa yang punya kekuasaan, potensi dapat suaranya yang besar itu begitu tinggi. Misalnya, punya keluarga pejabat atau mantan pejabat, sudah pasti memiliki basis suara. Atau juga seorang politisi yang berlatar belakang pengusaha. Sudah pasti punya suara banyak,” katanya.

Namun, menurut Efrianto, Jaelani memiliki sisi yang unik. Dia belum pernah memimpin suatu daerah dan hanya memiliki latar belakang sebagai seorang aktivis mahasiswa. Selain itu, Jaelani hampir dikenal dengan pribadi yang jauh dari kata ‘bermateri’.

Perlu diketahui juga, Jaelani memiliki latar belakang sebagai mantan pengurus PB PMII dan merupakan anak seorang guru di Kabupaten Muna.

“Ini unik sekali. Jadi, munculnya Jaelani ini mengubah pandangan politik kita bahwa tidak selamanya yang pernah berkuasa dan memiliki materi yang besar bisa mendulang suara yang banyak,” ujarnya.

Menurutnya, ada banyak indikator sehingga suara Jaelani membeludak di 17 kabupaten dan kota di Sultra. 

Pertama, menurut Efrianto, Jaelani adalah seorang politisi muda yang berhasil menarik minat anak-anak muda untuk bergabung menjadi tim suksesnya hingga ke tingkat akar rumput.

"Sepertinya, figur Jaelani ini pintar membentuk kekuatan tim yang rapi bekerja. Berdasarkan real count KPU yang terus diupdate, suara Jaelani ada di setiap TPS. Ini artinya, timnya ada hingga di berbagai TPS," jelasnya.

Kedua, Jaelani selalu mengangkat isu-isu yang berkaitan dengan desa yang merupakan basis pemilih yang paling mendasar. Kata Efrianto, kunjungan langsung ke desa-desa akan berdampak positif pada elektoralnya.

Sehingga menurut Efrianto, basis suara Jaelani didominasi oleh masyarakat pedesaan yang mayoritas bekerja sebagai petani, nelayan, peternak, serta kalangan bawah lainnya.

"Kita tahu, pak Jaelani ini memiliki tagline lebih dekat dengan desa. Bahkan melakukan kunjungan di desa-desa jauh sebelum momen politik. Basisnya ini terus dijaga sejak Pemilu 2019," ujarnya.

Basis pemilih Jaelani di sektor petani, nelayan, dan peternak tercermin dalam perolehan suaranya pada Pemilu 2024.

Misalnya, Jaelani berhasil memperoleh suara terbanyak di kepulauan Muna Raya, dengan perolehan hampir mencapai 40 ribu suara. Selain itu, Jaelani juga berhasil meraih suara maksimal di wilayah Kepulauan Buton dan Pulau Wawonii yang mayoritas penduduknya adalah nelayan.

"Kita tahu, Muna, Muna Barat dan Buton Utara ini kultur masyarakatnya adalah petani dan nelayan. Termasuk peternak. Di Kepulauan Buton juga suaranya membeludak. Artinya, Jaelani memiliki sebaran pemilih yang besar khususnya para petani, nelayan dan peternakan," jelasnya.

Ketiga, menurut Efrianto, Jaelani menggunakan media sosial, terutama Youtube, untuk memperkenalkan potensi desa yang dikunjunginya kepada masyarakat luas.

Menurutnya, penggunaan media sosial dalam setiap kunjungan, terutama saat mengangkat potensi desa, menjadi nilai tambah bagi seorang politisi.

"Setelah kami melakukan kajian, ternyata konten-konten yang lebih humanis ini bikin seorang politisi makin dekat dengan pemilihnya. Positifnya, pak Jaelani memulai konten itu jauh sebelum momen politik," katanya.

Diketahui, selain sebagai politisi, Jaelani juga aktif sebagai pegiat desa. Dia pernah terlibat dalam organisasi pertanian berbasis organik, yaitu Gema Desantara.

Keempat, tambah Efrianto, Jaelani memiliki kemampuan untuk menyatukan timnya menjadi kekuatan yang lebih solid dan militan. Sosoknya yang masih muda, mempermudah menarik minat para pemuda untuk bergabung dalam timnya.

"Tentu, politisi itu baiknya memiliki daya jelajah yang baik hingga ke pelosok. Itu poin yang dimiliki pak Jaelani," imbuhnya.

Menurut pria yang akrab disapa Eget ini, perolehan suara Jaelani bersama PKB di Sulawesi Tenggara termasuk yang tertinggi di Indonesia bagian timur untuk partai yang dipimpin oleh Muhaimin Iskandar. Hal ini menunjukkan potensi PKB untuk bangkit di Indonesia timur.

Sebab, menurutnya, karakter politik Sulawesi Tenggara tidak jauh berbeda dengan situasi politik di beberapa daerah di Indonesia timur.

“Ini potensi ya. Selama ritme ini terus dijaga, PKB Sultra di bawah kepemimpinan Jaelani bisa menjadi salah satu rujukan DPP untuk dijadikan percontohan dalam meningkatkan suara di pemilu selanjutnya untuk Indonesia bagian timur,” pungkasnya.

Editor : Asdar Zuula

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut