get app
inews
Aa Read Next : Pj Gubernur Sultra Motivasi Aparatur Pemprov Saat Upacara HUT ke-60 Provinsi Sulawesi Tenggara

Harga Cabai Melambung Jelang Natal dan Tahun Baru, Ibu Rumah Tangga di Baubau Menjerit

Jum'at, 15 Desember 2023 | 17:23 WIB
header img
Harga Cabai Melambung Jelang Natal dan Tahun Baru, Ibu Rumah Tangga di Baubau Menjerit. (Foto: Andhy Eba)

BAUBAU, iNewsKendari.id - Ibu rumah tangga di Baubau, Sulawesi Tenggara (Sultra), menjerit dengan kenaikan harga cabai yang signifikan menjelang Natal dan Tahun Baru 2024.

Sebab sebelumnya, mereka mampu membeli cabai dalam jumlah banyak, kini hanya mampu membeli dalam jumlah sedikit saja.

Harga ini telah menjadi keluhan ibu rumah tangga selama tiga bulan terakhir. Mereka harus mengeluarkan lebih banyak uang hanya untuk membeli cabai.

Sebagai ibu rumah tangga, mereka hanya bisa pasrah. Pasalnya, cabai merupakan bumbu dapur yang wajib ada setiap kali memasak. Jadi, meskipun harganya mahal, tetap harus membeli cabai.

Harga jual cabai tersebut mulai mengalami kenaikan sejak awal Oktober 2023, dan hingga saat ini terus mengalami kenaikan harga yang cukup signifikan.

"Soalnya biasanya kalau kita beli satu setengah liternya itu biasa masih dapat sepuluh ribuan ini sekarang seperempatnya lima belas ribu," kata seorang ibu rumah tangga di Baubau, Nuryani, Jumat (15/12/2023).

"Kita setengah mati, apalagi saya penjual (ayam kalasan) lebih pedas itu mulutnya orang yang belanja di saya, karena cabainya sedikit sekali, kita mau bagaimana, kita mau kasih naik harganya tidak bisa, karena mereka juga tidak mau beli, tapi kita mau kasih turun lomboknya mereka mengeluh," keluh seorang ibu penjual ayam kalasan di Baubau, Zulyah.  

Sebelumnya, harga cabai rawit Rp300 ribu per kilogram (kg), namun kini telah naik menjadi Rp480 ribu per kg. Cabai rawit, juga dijual per liter dengan harga mencapai Rp160 ribu.

Sementara, harga cabai merah besar sebelumnya Rp100 ribu per kg, kini naik menjadi Rp130 ribu per kg. Cabe kristal, harga sebelumnya Rp100 ribu per kg, kini naik menjadi Rp180 ribu per kg. 

Sejumlah pedagang menyebut, kenaikan harga tersebut disebabkan kurangnya pasokan dari para petani lokal, akibat gagal panen.

Editor : Asdar Zuula

Follow Berita iNews Kendari di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut