Bangsawan mengaku baru mengetahui kejadian tersebut setelah menerima telepon langsung dari Camat Lambai yang menginformasikan mengenai aksi vandalisme tersebut. Dia merasa sangat kecewa karena selain merusak keindahan objek wisata, juga menjadi contoh yang tidak patut untuk ditunjukkan kepada masyarakat.
"Belum ada upaya dari oknum-oknum tersebut untuk meminta maaf, dan kami berencana untuk memanggil mereka," katanya.
Menurut Bangsawan, objek wisata air terjun Lapasi-Pasi memiliki tingkat kunjungan yang tinggi, terutama saat hari libur. Dengan adanya tindakan vandalisme yang dilakukan, khawatir akan ada pengunjung lain yang akan meniru tindakan serupa karena merasa dibiarkan.
Lebih lanjut, Bangsawan menyebut ada rencana pengembangan air terjun Lapasi-Pasi yang sedang menunggu alokasi anggaran yang akan diberikan. Sudah ada masterplan yang telah dirancang, namun perlu menunggu waktu yang tepat untuk merealisasikannya.
"Masyarakat sangat berharap agar air terjun ini dapat dikembangkan untuk menciptakan peluang ekonomi bagi warga setempat serta meningkatkan Pendapatan Asli Desa (PAD)," jelas Bangsawan.
Terdapat 15 titik di area objek wisata air terjun ini yang ditemukan terdapat coretan. Selain nama-nama oknum mahasiswa KKN, beberapa jurusan seperti agrobisnis dan teknik juga terpampang di antara coretan tersebut.
Editor : Asdar Zuula