30 PNS BPSIP Sultra Keracunan Massal Setelah Menyantap Makanan di Acara Sukuran Kenaikan Pangkat

KENDARI, iNewsKendari.id - Puluhan Pegawai Negeri Sipil (PNS) Balai Penerapan Standar Instrumen Pertanian (BPSIP) Sulawesi Tenggara (Sultra), keracaunan massal.

Keracunan massal itu dialami 30 PNS BPSIP Sultra, setelah menyantap makanan di acara sukuran kenaikan pangkat 11 PNS rekan mereka di Kantor BPSIP Sultra, Senin (19/6/2023) siang. 
 
Pengakuan salah seorang PNS yang keracunan, mereka merasa mual, kepala pusing dan muntah setelah menyantap soto ayam yang disajikan oleh jasa pemesanan makanan atau katering pada acara sukuran kenaikan pangkat itu.

Baca Juga

Selidiki Keracunan Massal PNS BPSIP Sultra, Polresta Kendari Sita Makanan yang Dikonsumsi Korban

Puluhan PNS BPSIP Sultra yang keracunan dilarikan ke Puskesmas Puuwatu, dan beberapa klinik kesehatan di Kota Kendari, untuk mendapat perawatan medis.

"Setengah dua belas sebelum Dzuhur, teman-teman ini di kantor banyak yang mulai mual-mual, jam dua belas serempak semua pada mual, nah masuk Puskesmas ini sekitar (jam) setengah satu. Sepertinya pengaruhnya karena itu, karena massal setelah makan (soto ayam) baru mual-mual semua teman-teman kantor," jelas Pegawai BPSIP Sultra, Siti Rahma di Puskesmas Puuwatu, Senin (19/6/2023).  

Sejumlah PNS BPSIP Sultra yang keracunan langsung mendapat penanganan medis diberi cairan infus dan injeksi untuk menahan rasa mual.

Baca Juga

Daftar Lengkap Gaji PNS Golongan I-IV dan Tunjangannya

"Kami mengambil inisiatif menghubungi beberapa dokter, terus petugas memberi pertolongan pertama dengan cara menginfus terus memberikan injeksi pengobatan untuk menahan mualnya dengan reidinnya juga, dan Alhamdulillah beberapa pasien sudah teratasi dengan jumlah yang masuk tadi ini yang teregistrasi ini 18 pasien yang mendapatkan infus. Penyebabnya dari makanan yang jenisnya soto ayam," Kata Kepala Puskesmas Puuwatu, Agustina. 

Kondisi korban keracunan 18 PNS yang dirawat di Puskesmas Puuwatu, mulai berangsur membaik, bahkan beberapa pasien sudah diperbolehkan pulang.

Editor : Asdar Zuula