KENDARI, iNewsKendari.id - Survei Status Gizi Indonesia tahun 2022, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), berhasil menurunkan angka stunting di wilayah tersebut sebesar 3,2 persen.
Angka stunting pada tahun 2022 mencapai 27,7 persen, sedangkan pada tahun sebelumnya mencapai 30,3 persen.
Asmar, Kepala BKKBN Provinsi Sulawesi Tenggara, menyatakan bahwa angka prevalensi stunting masih terbilang tinggi, sehingga wilayah tersebut masih berada di peringkat ke sembilan di Indonesia terkait kasus stunting.
Untuk terus menurunkan angka stunting, BKKBN Sulawesi Tenggara terus meluncurkan program dapur sehat atasi stunting, menyediakan kampung keluarga berkualitas di setiap daerah, serta bekerja sama dengan stakeholder untuk mensosialisasikan gaya hidup sehat dan mencegah stunting.
Dengan tekad yang kuat, BKKBN menargetkan angka stunting di Sulawesi Tenggara pada tahun 2024 turun menjadi 14 persen.
"Ke depan kita berharap, kan sekarang kita di posisi 27, mudah-mudahan bisa turun 6 atau 5 persen untuk mencapai 14 persen pada 2024," kata Asmar.
Saat ini, Kabupaten Buton Tengah menempati posisi kasus stunting tertinggi di Sulawesi Tenggara dengan angka 41,6 persen, sementara Kota Kendari menjadi daerah dengan angka stunting terendah, yakni 19,5 persen.
Editor : Asdar Zuula