Kata Jumaeda, Kondisi ini bisa menimbulkan gangguan perkembangan fisik dan kognitif bersifat permanen, serta berpotensi meningkatkan risiko penyakit metabolik seperti resistensi insulin dan penyakit kardiovaskular di masa dewasa.
"Faktor penyebab utama dari stunting meliputi ketidak cukupan asupan nutrisi, infeksi berulang, serta faktor sosial ekonomi dan lingkungan yang tidak memadai. Kondisi ini diperparah oleh tingkat pendidikan, pendapatan yang tidak stabil, serta akses terbatas terhadap sanitasi dan layanan kesehatan yang berkualitas," katanya.
Ia menambahkan, stunting disebabkan oleh berbagai faktor mulai kehamilan, usia kehamilan, status gizi ibu, berat badan lahir rendah, panjang lahir pendek.
"Risiko ini semakin tinggi bila terjadi infeksi berulang setelah lahir terutama diare dan infeksi saluran pernapasan atas (ISPA). Di tingkat keluarga, faktor sosial ekonomi dan pendidikan orang tua turut berperan penting," imbuhnya.
Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) dilakukan secara berkala, seperti yang dilaksanakan tahun 2024, menjadi salah satu instrumen utama dalam memantau kondisi dan perkembangan status gizi balita secara nasional.
Menurut Jumaeda, survei ini dirancang untuk memperoleh data akurat dan terpercaya terkait prevalensi stunting, faktor risiko terkait, serta efektivitas intervensi yang telah dilaksanakan.
Disebutkan, manfaat utama pelaksanaan SSGI adalah sebagai dasar pengambilan kebijakan, perencanaan program, dan evaluasi keberhasilan strategi penurunan angka stunting nasional secara sistematis dan berkelanjutan.
"Dengan data yang komprehensif, diharapkan seluruh pemangku kepentingan dapat melakukan penyesuaian kebijakan secara tepat, prioritas wilayah dan sasaran yang membutuhkan intervensi lebih intensif, serta meningkatkan efisiensi dan efektivitas program-program pencegahan dan pengendalian stunting," katanya.
Data hasil SSGI 2024, dapat digunakan untuk menyusun berbagai strategis nasional dan daerah dalam mencapai target penurunan angka stunting sesuai target RPJMN dan SDGs.
Penggunaan data tersebut diharapkan mampu menekan prevalensi stunting secara signifikan dalam jangka menengah dan panjang, serta meningkatkan kualitas hidup dan produktivitas generasi masa depan bangsa Indonesia.
Editor : Asdar Zuula
Artikel Terkait