Sedangkan, komoditas yang berhasil menekan laju inflasi tahunan antara lain angkutan udara dengan andil deflasi 0,15 persen, cabai rawit yang memberikan andil deflasi 0,11 persen, dan beras yang memberikan andil deflasi sebesar 0,09 persen.
Tingkat inflasi Year on Year di kabupaten/kota di Sultra juga menunjukkan variasi. Inflasi terendah tercatat di Kabupaten Konawe, sebesar 0,20 persen, sementara inflasi tertinggi tercatat di Kabupaten Kolaka yang mencapai 2,09 persen.
Secara keseluruhan, perkembangan inflasi di Sultra pada bulan November 2024 menunjukkan angka yang masih terkendali, dengan inflasi YoY yang relatif rendah dibandingkan dengan angka nasional. Posisi Sultra yang berada di peringkat ke-9 dari 38 provinsi mencerminkan stabilitas harga yang cukup baik di tingkat regional.
Pj Gubernur Sultra, Andap Budhi Revianto, memberikan apresiasi terhadap hasil yang dicapai dalam pengendalian inflasi bulan November 2024. Ia menekankan pentingnya sinergisitas dan kolaborasi para pihak dalam menjaga kestabilan harga dan ketersediaan barang di daerah.
“Angka inflasi yang terkendali ini merupakan hasil kerja keras dari seluruh pihak yang terlibat, terutama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dan stakeholder terkait. Kami akan terus memantau dinamika pasar dengan lebih intensif, serta memperkuat langkah-langkah inovatif agar dapat menjaga stabilitas harga dan ketersediaan komoditas untuk masyarakat,” ujar Andap.
Selain itu, Andap juga menekankan bahwa, pengendalian inflasi merupakan bagian dari upaya untuk mendukung perekonomian daerah yang stabil dan berkelanjutan.
"Sinergisitas dan kolaborasi yang terjalin antara Pemerintah Daerah melalui TPID, Pelaku pasar, dan masyarakat sangat penting. Kedepan, kami akan terus memperkuat koordinasi agar harga-harga tetap stabil, dengan memanfaatkan berbagai instrumen kebijakan dan intervensi pasar yang diperlukan,” tutupnya
Editor : Asdar Zuula
Artikel Terkait