Bang Jay, Kesederhanaan dan Konsistensinya

Opini
Ketua DPW PKB Sultra/Anggota DPR RI, Jaelani. (Foto: Istimewa)

Berdasarkan rekapitulasi suara KPU, PKB mengamankan kursi terakhir DPR RI dapil Sultra. Di bawah Gerindra  (233.478 suara), NasDem (207.276 suara), PDIP (175.830 suara), Demokrat (159.282 suara), Golkar (149.788 suara) dan PKB (147.175 suara).

Bahkan, Jaelani merupakan caleg paling produktif secara individu yang berhasil mengumpulkan 116.426 suara. Sebuah rekor yang mentereng bagi politisi muda dengan kesederhanaan yang dimilikinya.

Suara Jaelani ini juga memecahkan rekor perolehan suara caleg secara individu di Sultra pada Pemilu 2019 dipegang oleh politisi PAN Fachry Pahlevi Konggoasa dengan capaian 100.857 suara.

Bahkan pada Pemilu 2024 ini, Jaelani mengalahkan sejumlah politisi di Sulawesi Tenggara yang memiliki nama besar.

Misalnya, mantan Gubernur Sultra Ali Mazi yang pada Pemilu 2024 ini hanya memperoleh 68.099 suara. Begitu pula incumbent, Tina Nur Alam yang meraih 68.683 suara. Suara istri mantan Gubernur Sultra Nur Alam ini dibuang jauh oleh Jaelani.

Selain itu, Jaelani juga mengalahkan perolehan suara incumbent lainnya, Ridwan Bae yang juga mantan Bupati Muna dua periode dengan hanya mengumpulkan 84.440 suara.

Incumbent lainnya adalah Bahtra dari Partai Gerindra. Bahtra berhasil meraih suara terbanyak di Gerindra dengan 85.596 suara.

Incumbent selanjutnya adalah Hugua. Pada Pemilu 2024, Hugua yang maju lewat PDIP, hanya memperoleh 41.165 suara. Bahkan, mantan Bupati Wakatobi dua periode ini tidak lolos DPR RI setelah kalah selisih suara dari rival separtainya yang juga mantan Bupati Kolaka dua periode Ahmad Safei yang mengumpulkan 58.466 suara. Gabungan perolehan suara Hugua dan Safei pun dikalahkan Jaelani.

Sama halnya dengan incumbent dari Partai Demokrat, Rusda Mahmud. Pada Pemilu 2024, Rusda meraih 62.078 suara. Selain mantan kepala daerah, Jaelani juga bisa menyisihkan Ketua DPW PPP Sultra, Andi Sumangerukka. Andi merupakan mantan Pangdam Hasanuddin yang cukup terkenal dengan materi finansialnya.

Bukan Trah Kekuasaan

Meledaknya suara Jaelani menegaskan bahwa uang dan kekuasaan bukan jaminan untuk bisa meraih kesuksesan dalam kontestasi politik modern. Jelas, Bang Jay bukan berasal dari trah kekuasaan yang selama ini mewarnai peta perpolitikan di Bumi Anoa.

Jaelani hanyalah sosok politisi yang berasal dari keluarga sederhana. Ayahnya yang pensiunan guru dan ibunya yang saban hari mengurus rumah tangga. 

Tapi, kesederhanaan lingkungan keluarganya itu menjadi pelecut untuk bangkit. Di usia mudanya setelah kuliah, ia memilih buang diri di Jakarta. Rela mengikat perut demi mencapai impiannya. Menaklukan ibu kota.

Semangatnya yang pantang menyerah membawanya pada era saat ini. Menjadi tokoh politik yang kian diperhitungkan di belantika politik regional dan nasional. Apa yang telah dicapai Bang Jay telah mematahkan berbagai pandangan yang meremehkannya. Orang biasa seperti dia bisa apa?

Tapi begitu lah Bang Jay, tetap melapangkan hatinya seluas samudera. Keraguan adalah wajar adanya, tinggal cara menyikapinya. Memilih jatuh atau sebaliknya bangkit untuk membuktikannya.

Editor : Asdar Zuula

Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2 3 4

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network