Lebih lanjut Pahri menjelaskan, pembangunan gerbang wisata toronipa, sudah sesuai perencanaan karena papan semen memungkinkan ornamen gerbang dibentuk lebih mudah.
Pahri menyebut, konstruksi seperti ini banyak digunakan di beberapa daerah di Indonesia termasuk proyek gerbang Rumah Jabatan Gubernur Sultra.
"Semua kolom-kolom yang besar itu tidak ada isinya, sedikit sekali hanya sedikit beton saja kita bungkus dengan GRC (Glass Reinforced Concrete board. GRC itu beton campuran serat kaca itu tahannya sampai 25 tahun itu tahan api, tahan air dan mudah perawatannya," ungkap Pahri Yamsul.
"Makanya untuk di toronipa itu yang digunakan karena kenapa, ada estetika bentuk yang kita kejar kalau kita gunakan beton atau kita gunakan batu merah itu tidak dapat," imbuhnya.
Saat ini status proyek Gerbang Wisata Toronipa masih masa pemeliharaan oleh kontraktor, dan belum diserahkan kepada pemerintah.
Gerbang kawasan wisata toronipa berjumlahh 4 berjejer di kawasan kota lama Kendari, masih bagian dari mega proyek jalan poros Kendari - Toronipa sepanjang 14 Kilometer.
Mega proyek di masa Gubernur Sultra, Ali Mazi ini, menghabiskan anggaran APBD kurang lebih Rp1,1 triliun bersumber dari dana pinjaman.
Proyek jalan poros Kendari-Toronipa sudah diresmikan Ali Mazi diakhir masa jabatannya sebagai Gubernur Sultra.
Editor : Asdar Zuula
Artikel Terkait