JAKARTA, iNewsKendari.id - Dari sekian banyak kesalahan dalam memilih sekolah kedinasan, lima di antaranya menjadi penghalang besar dalam meraih impian menjadi PNS. Bagi para lulusan SMA, SMK, atau sejenisnya, Sekolah Kedinasan (Sekdin) seringkali menjadi pilihan menarik untuk melanjutkan pendidikan ke level berikutnya.
Agar sukses masuk ke Sekolah Kedinasan yang beragam, diperlukan persiapan matang untuk melewati proses pendaftaran. Namun, sambil mempersiapkan diri, penting untuk memahami juga faktor-faktor yang bisa menghalangi kesuksesan tersebut. Dari berbagai sumber, artikel ini akan mengulas lima kesalahan besar dalam memilih Sekolah Kedinasan yang berpotensi menggagalkan cita-cita menjadi PNS. Ayo simak!
1. Tidak memahami kondisi persaingan saat seleksi sekolah kedinasan
Untuk berhasil masuk ke sekolah kedinasan, penting bagi calon pendaftar untuk memahami seberapa besar atau kecil peluang kelolosan yang ada, yang ditentukan oleh berbagai faktor. Persaingan dalam seleksi sekolah kedinasan dapat berkisar dari lingkup lokal hingga nasional, serta dipengaruhi oleh tingkat popularitas sekolah yang dipilih. Memilih sekolah kedinasan yang belum begitu dikenal dapat meningkatkan peluang kelolosan secara signifikan.
2. Asal memilih sekolah kedinasan
Memilih sekolah kedinasan membutuhkan pertimbangan yang berbeda dibandingkan saat memilih sekolah dasar, menengah pertama, atau menengah atas. Dalam konteks ini, pertimbangan umum sangatlah penting.
Seperti, kualifikasi pendidikan, syarat tinggi badan, syarat batas mata minus/plus, nilai UTBK sebagai syarat administrasi, syarat nilai ijasah atau raport, tahapan seleksi atau penilaian, kuota penerimaan dll.
3. Tidak Memahami lokasi penempatan kerja setelah lulus sekolah kedinasan nantinya
Penting bagi calon pendaftar sekolah kedinasan untuk memahami penempatan kerja setelah lulus. Beberapa sekolah kedinasan menawarkan penempatan di seluruh Indonesia, sementara yang lain dapat menyesuaikan penempatan berdasarkan pilihan Pemerintah Daerah yang dipilih saat mendaftar. Sebagai contoh, lulusan IPDN akan ditugaskan di lingkungan pemerintah provinsi sesuai dengan pilihan yang dibuat saat pendaftaran.
4. Tidak memahami lokasi tes dan biaya seleksi
Terkadang, beberapa sekolah kedinasan mewajibkan para calon peserta seleksi untuk mengikuti tahapan seleksinya di Jakarta, meskipun biaya seleksi tersebut gratis. Di sisi lain, ada juga sekolah kedinasan yang mengadakan seluruh tahap seleksi di setiap provinsi, tetapi biaya tahapan seleksinya ditanggung oleh para calon peserta.
5. Tidak mempelajari apa saja seluk beluk setiap tahapan seleksi sekolah kedinasan
Memahami dengan baik tahapan seleksi Sekolah Kedinasan adalah kunci keberhasilan dalam meraih kelolosan.
Beberapa tips yang dapat dilakukan saat memilih sekolah kedinasan adalah:
Pertama, tidak memilih sekolah kedinasan yang menilai skill akademik maupun non-akademik melalui "unjuk bakat" jika Anda masih bingung tentang bakat apa yang dimiliki. Misalnya, jangan memilih POLSTAT STIS jika Anda tidak menyukai matematika atau tidak yakin dengan kemampuan matematika Anda. Lebih baik fokus pada sekolah yang sesuai dengan minat dan kemampuan Anda saat ini.
Kedua, disarankan untuk tidak memilih sekolah kedinasan yang memiliki tahapan seleksi kesehatan yang ketat jika Anda memiliki kendala kesehatan. Memilih sekolah dengan standar kesehatan yang tidak sesuai dengan kondisi Anda dapat mengakibatkan kesulitan dan bahkan kegagalan dalam proses seleksi. Lebih baik memilih sekolah yang memiliki kebijakan kesehatan yang lebih sesuai dengan kondisi Anda.
Editor : Asdar Zuula