SURABAYA, iNews.id - Ken Arok memberikan upah menjanjikan ribuan keping emas kepada Mpu Gandring, agar dibuatkan keris sakti.
Ken Arok bertemu dengan Mpu Gandring di kediamannya dan langsung memberikan kepingan emas itu. Ken Arok meminta Mpu Gandring membuatkan senjata, tak hanya keris yang sakti mandraguna, tapi beragam senjata lainnya.
Kisah ini diceritakan oleh Pramoedya Ananta Toer melalui bukunya Arok Dedes, sebagaimana dijadikan referensi oleh Muhamad Syamsuddin dalam buku berjudul "Hitam Putih Ken Arok dari Kejayaan hingga Keruntuhan".
Dikisahkan bahwa Ken Arok memesan senjata ke Mpu Gandring tak hanya keris saja. Namun ada jenis senjata lain seperti pedang dan tombak. Total ada seribu pedang dan 3.000 tombak yang dipesan Ken Arok ke Mpu Gandring. Mendengar pesanan Ken Arok itu, Gandring terkejut.
Ia mengatakan tak mungkin membuat senjata tersebut lantaran hanya akuwu Tumapel, Tunggul Ametung yang bisa memesannya. Namun Ken Arok tetap ngotot untuk memesannya. Ia yakin Mpu Gandring bisa memenuhi permintaannya.
Tapi Gandring mengaku perlu membutuhkan adanya stok besi, sebab besi sebagai bahan bakunya sudah habis. Selama ini Mpu Gandring dipasok besi oleh Sofala, Wulunggu, tapi belakangan saat itu pasokan besinya tersendat.
Menanggapi pernyataan Mpu Gandring, Ken Arok pun akhirnya menyanggupi menyuplai besi kepada Mpu Gandring. Terpenting pesanan ribuan senjata ke Gandring, bisa terealisasi. Namun tawaran itu tak asal diterima Mpu Gandring, ia masih ragu dan belum percaya akan perkataan Ken Arok.
Ken Arok pun berseloroh bahwa jangankan membeli ribuan senjata, Arok sanggup membeli nyawa Mpu Gandring. Ia pun kemudian menunjukkan tiga ratus kepingan emas sebagai biaya awal alias DP ke Mpu Gandring.
Mpu Gandring yang masih ragu akan ucapan Ken Arok, mendapat sedikit teror dari Ken Arok dan Tanca, teman Ken Arok yang mengantarkannya bertemu Mpu Gandring. Keduanya mengancam akan membunuh anak dan istri Mpu Gandring, jika permintaan Ken Arok tak diturutinya.
Akhirnya Mpu Gandring menerima permintaan Ken Arok. Namun Mpu Gandring meminta waktu satu tahun ke Ken Arok agar bisa memenuhi permintaan sang pengawal akuwu Tumapel tersebut. Sontak saja permintaan itu ditolak Ken Arok.
Dia meminta agar senjata-senjata yang dipesannya bisa jadi enam bulan. Ken Arok rela membayar lebih mahal demi mempercepat pembuatan senjata-senjata tersebut.
Dikisahkan Ken Arok bahkan langsung membayar Mpu Gandring dengan seribu keping emas sebagai pembayaran. Alhasil DP 300 keping emas yang awalnya disepakati ditambah 700 keping emas. Ken Arok pun menjanjikan kepada Mpu Gandring bonus lebih jika senjatanya selesai tepat waktu.
Arok pun memberikan ancaman kepada Mpu Gandring agar segera mengerjakan pesanannya. Bahkan Ken Arok memberikan ultimatum bahwa akan ada anak buahnya yang mengawasi pengerjaan senjata yang dipesannya. Oleh karena itu Gandring diminta Ken Arok tidak boleh bermain-main.
Singkat cerita enam bulan berlalu, Ken Arok pun mendatangi rumah Mpu Gandring bersama Tanca kembali. Ken Arok menagih pesanannya, tapi kedatangan Arok disambut Mpu Gandring dengan acuh.
Mpu Gandring bahkan menjawab bahwa dirinya tidak pernah mendapat upah emas dan pasokan besi dari Ken Arok. Ken Arok pun meminta Mpu Gandring membuka tempatnya menyimpan senjatanya. Kesekian kalinya Gandring berujar bahwa senjata-senjata itu akan dikirimkan langsung ke pemesannya, termasuk senjata yang dipesan akuwu Tumapel.
Mpu Gandring masih tak percaya bahwa yang dihadapinya adalah perwira Tumapel Ken Arok. Mengingat selama ini Mpu Gandring mengetahui bahwa Ken Arok berasal dari golongan sudra, yang merupakan kasta terendah agama Hindu.
Perbincangan pun berlanjut, Ken Arok memergoki Gandring berbohong dan tidak mengaku akan besi yang ia suplai ke Mpu Gandring. Alhasil Ken Arok pun langsung mengatakan bahwa akuwu Tumapel telah memanggil Mpu Gandring. Mendengar kabar itu Gandring yang diketahui sudah bersekongkol dengan Kebo Ijo terkejut dan langsung pucat.
Singkat cerita akhirnya Mpu Gandring mengakui kesalahannya. Ia pun menunjukkan ke Ken Arok akan tombak yang ia buat untuk Ken Arok sesuai dengan permintaannya. Tapi Ken Arok mengetahui adanya sebuah tombak yang diduga dibuat besi yang dikirimnya. Mpu Gandring membuat tombak itu dengan dikurangi unsur bajanya sehingga ketajamannya berkurang. Hal ini membuatnya Ken Arok marah dan membanting tombak itu.
Ken Arok pun sempat membandingkan senjata buatan Mpu Gandring dengan senjata yang dimilikinya, yang jauh secara kualitasnya. Disebutkan, senjata milik Ken Arok jauh lebih panjang, lebih tipis, dan tajam dibanding senjata buatan Mpu Gandring.
Editor : Asdar Zuula