TEL AVIV, iNewsKendari.id - Seruan untuk mengakhiri perang di Gaza semakin menguat di kalangan militer Israel.
Lebih dari 1.500 tentara korps lapis baja, termasuk para jenderal senior, telah menandatangani petisi yang mendesak pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk memprioritaskan pemulangan para sandera yang ditawan di Gaza, bahkan jika itu berarti mengakhiri konflik di wilayah tersebut.
Berdasarkan laporan Maariv, petisi ini mencakup tanda tangan dari berbagai elemen militer, mulai dari tentara aktif, veteran perang, hingga mantan perwira senior seperti eks Kepala Komando Pusat Amram Mitzna, mantan Kepala Staf Dan Halutz, dan mantan Kepala Intelijen Militer Amos Malka.
Mereka menyampaikan keprihatinan mendalam atas kebuntuan militer, ketegangan di front lain, serta tekanan internasional yang semakin kuat.
1. Kebuntuan Militer dan Tujuan yang Tidak Jelas
Para analis dan mantan pejabat militer Israel menilai bahwa tujuan perang di Gaza semakin kabur.
Dilansir dari The New Arab, konflik yang berkepanjangan dianggap tidak lagi relevan dengan misi awal, melainkan lebih dipengaruhi oleh agenda politik dan pribadi.
Kekhawatiran atas korban kemanusiaan dan dampak nasional turut menjadi alasan kuat di balik seruan ini.
Editor : Asdar Zuula
Artikel Terkait