KONAWE KEPULAUAN, iNewsKendari.id - Perusahaan tambang nikel PT Gema Kreasi Perdana (GKP) kembali memulai aktivitas penambangan di Pulau Wawonii, Kabupaten Konawe Kepulauan (Konkep), Sulawesi Tenggara (Sultra).
Penambangan kembali dilakukan, setelah PT GKP memenangkan banding di Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara (PTUN) Jakarta, terkait Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (IPPKH),
Putusan Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara pada Januari 2024, membatalkan hasil sidang PTUN pada September 2023.
Kegiatan penambangan yang kembali dilakukan, diharapkan dapat memberikan kontribusi positif terhadap perekonomian daerah. Koordinator Humas PT GKP, Marlion, merasa sangat bersyukur dengan kabar baik tersebut di awal tahun ini.
Marlion optimis bahwa, dengan kembali beroperasinya PT GKP, akan mempercepat perputaran ekonomi di daerah, baik di sekitar wilayah tambang maupun secara keseluruhan di Pulau Wawonii.
“Kabar ini patut disyukuri. Tentu dengan dimulainya kembali aktivitas penambangan ini, perusahaan dapat berkontribusi positif terhadap seluruh stakeholder, utamanya pemerintah dan masyarakat,” ujar Marlion.
Marlion menjelaskan, sejak aktivitas penambangan PT GKP berhenti sementara, terjadi perubahan drastis dalam kondisi sosial-ekonomi masyarakat, terutama di wilayah sekitar tambang.
Situasi ini menjadi perhatian khusus bagi perusahaan, dan diharapkan dapat membaik kembali ketika PT GKP mulai melakukan aktivitas produksi lagi.
“Perekonomian di wilayah sekitar tambang menjadi sangat lesu dan terhambat. Banyak usaha masyarakat yang tutup, serta supply barang dan jasa dari masyarakat setempat juga menurun. Jadi, kami (PT GKP) punya harapan dan motivasi besar untuk memperbaiki kondisi ini agar perekonomian di Pulau Wawonii kembali membaik," jelas Marlion.
Sementara itu, PT GKP terus melakukan persiapan teknis dan mempersiapkan fasilitas pendukung untuk memulai operasi produksi tahun 2024.
Alexander Lieman, Manager Strategic Communication PT GKP, menjelaskan bahwa seluruh tim profesional PT GKP sedang mematangkan persiapan teknis operasional, terutama dalam hal kebutuhan tenaga kerja, teknis operasional, program pengelolaan lingkungan, dan pemberdayaan masyarakat.
“Saat ini, kami secara intens melakukan koordinasi dan persiapan lintas departemen agar seluruh kegiatan operasi kami ini bisa berjalan lancar dan bisa membawa dampak yang positif bagi perusahaan dan masyarakat lingkar tambang sekitar,” kata Alexander Lieman.
Koordinasi juga terus dilakukan dengan seluruh Pemerintah Desa di sekitar tambang untuk memperhatikan pemberdayaan tenaga kerja lokal yang akan direkrut kembali oleh PT GKP dalam operasi produksi tahun 2024.
“Karena memang kita berjuang untuk memprioritaskan kesempatan bagi masyarakat lokal untuk berkarya di PT GKP,” tambahnya.
Firman, salah satu warga Rokoroko Raya, sangat bersyukur mendengar kabar bahwa perusahaan kembali beroperasi.
"Alhamdulillah, kabar ini sangat menggembirakan bagi kami, sehingga kami bisa kembali bekerja," ucapnya.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Daniati, seorang warga Sainoa Indah. Menurutnya, kabar baik tentang kembali beroperasinya perusahaan tentu akan membawa dampak positif bagi masyarakat, seperti yang sudah dirasakan sebelumnya.
“Syukurlah kalau perusahaan Kembali beroperasi. Keluarga kami sudah bisa Kembali bekerja, tidak perlu jauh-jauh lagi mencari pekerjaan. Ekonomi di sini juga pasti akan lebih baik lagi,” ungkap Daniati.
Firman dan Daniati menyebut, kembalinya aktivitas pertambangan ini tidak hanya berdampak bagi para pekerja, tetapi juga dirasakan oleh masyarakat secara luas. Baik pedagang, pemilik kontrakan, maupun pemilik warung makan merasakan dampaknya karena usaha mereka kembali ramai seperti dulu lagi.
Editor : Asdar Zuula
Artikel Terkait